SALAH NALAR
Nama
Dosen :
Drs Budi Santoso, MM
Disusun Oleh :
Rizky Andika
27213955
Fakultas
Ekonomi Akuntansi
Universitas
Gunadarma
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Drs
Budi Santoso, MM selaku dosen yang
bersangkutan dan teman-teman kelas 3EB22 atas bantuannya yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi,22 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR
….…………………………………………………………………………,,....ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………......iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................................................2
1.5 Metode Penelitian..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Salah
Nalar ……………………………………………………….............................3
2.2 Macam-macam Salah Nalar ……………………………………………………………................3 2.3 Mengapa Salah Nalar
Terjadi …………………………………………………………….............6
2.4 Faktor Penyebab Salah Paham…………………………………………………………..............6
2.5
Cara Mengatasi salah Nalar ……………………………………………………..........................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................8
3.2 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berpikir merupakan kata yang tentunya sudah lazim
kita dengar. Bahkan berpikir dilakukan oleh semua orang dalam bertindak dan
lain sebagainya. Namun, tidak semua orang mengetahui makna dari kata berpikir
itu sendiri. Berpikir merupakan obyek material logika. Obyek berpikir meliputi
kegiatan pikiran, akal budi manusia dan lain sebagainya. Dengan berpikir,
manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya sehingga
dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain.
Obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia
atau salah satu bahasa. Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang
diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut
kelurusan dan ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan
obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran
disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan
aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Jika peraturan-peraturan itu
ditepati, tentu berbagai kesalahan atau kesesatan dapat dihindarkan. Jadi,
kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini
menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang dalam proses
berpikir, sering terjadi kekeliruan dalam menafsirkan atau menarik suatu
kesimpulan. Kekeliruan atau kesalahan dalam proses berpikir tersebut disebut
dengan salah nalar. Pengertian lain mengatakan bahwa salah nalar merupakan
gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Kekeliruan dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Kekeliruan dapat dihindari dengan mengkaji
terlebih dahulu sesuatu sebelum kita menafsirkan atau menarik sebuah
kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
membahas secara lebih mendalam mengenai salah nalar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan salah
nalar ?
2. Apa saja macam-macam salah
nalar ?
3. Mengapa salah nalar sering
terjadi ?
4. Apa saja faktor penyebab
terjadinya salah nalar ?
5. Bagaimana cara mengatasi dan
menghindari salah nalar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
pengertian salah nalar.
2. Untuk
mengetahui apa saja macam-macam salah nalar.
3. Untuk
mengetahui mengapa salah nalar sering terjadi.
4. Untuk mengetahui
apa yang menyebabkan terjadinya salah nalar.
5. Untuk mengetahui
bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan Salah Nalar.
2. Mahasiswa
mengetahui adanya berbagai macam salah nalar yang sering digunakan.
3. Mahasiswa
mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan
makalah ini, sangat sederhana. Penulis mengumpulkan informasi dengan cara
menelaah data dari media internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SALAH NALAR
Gagasan, pikiran, kepercayaan, simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang
mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena
kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau
salah tulis misalnya. Ada pula kesalahan yang terjadi karena
ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu.
Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan
proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua
jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang
merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
2.2 MACAM-MACAM SALAH
NALAR
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat
pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita
perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar
dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut
:
1. Generalisasi yang Terlalu
Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan
besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil
menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya
data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk
mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan
orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang
dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang
dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih
sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi
yang terlalu luas sebagai berikut:
a) Setiap orang yang telah
mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
b) Anak-anak tidak boleh memegang barang
porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa
muncul. Dua bentuk kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat
generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam
belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi
yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih
banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana
prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b. Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis
melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran
atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh
prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku,
agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau
beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh:
semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan
tersebut? Silahkan Anda jawab.
2. Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu
segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi
adalahpersamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan,
kiasan.
Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai
berikut:
a) Anto walaupun lulusan
Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
b) Pada hari senin Patriana kuliah
mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai
sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
c) Rektor harus memimpin
universitas seperti jenderal memimpin devisi.
3. Kekeliruan kausalitas
(sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan
menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari
suatu peristiwa atau kejadian.
Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
adalah sebagai berikut:
a) Saya tidak bisa berenang
karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
b) Saya tidak dapat mengerjakan
ujian karena lupa tidak sarapan.
4. Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak
punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan
yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu
berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan
dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa
jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a) Argumentum ad
hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak
suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan
yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b) Argumentum ad
verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang
berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
c) Argumentum ad baculum
(menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu
argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror
(bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
d) Argumentum ad populum
(menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat.
Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah
perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu
konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
e) Argumentum ad
misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa
belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas
kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan
usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
f) Post hoc propter
hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan.
Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu
adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
g) Petitio principii: berarti
mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha
untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan
berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
h) Argumentum ad ignorantiam
(argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa
proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa
itu adalah salah karena belum terbukti benar.
i) Ignorantia
elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan
konklusif.
5. Penyandaran Terhadap
Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis
menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal
atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya.
Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor
penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
a) Orang itu diakui
keahliannya oleh orang lain.
b) Pernyataan yang dibuat berkenaan
dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
c) Hasil pemikirannya
dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis
tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang
terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
2.3 MENGAPA SALAH NALAR
TERJADI
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh penyebab yang salah nalar
adalah sebagai berikut:
a) Hendra mendapat kenaikan
jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
b) Anak wanita dilarang duduk di
depan pintu agar tidak susah jodohnya.
2.4 FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA SALAH NALAR
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu
segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak
dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
2. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap
menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat
berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak
2.5 CARA MENGATASI
DAN MENGHINDARI SALAH NALAR
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari
salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
a) Memilih kata dengan baik;
b) Harus mengetahui teori dasar
dalam berpikir;
c) Sering membaca buku agar
memiliki wawasan yang luas;
d) Memikirkan perkataan atau
kalimat sebelum diucapkan;
e) Menguasai bahasa Indonesia
dengan baik dan benar;
f) Jangan menyimpulkan premis
dengan cepat;
g) Dapat berkomunikasi dengan baik;
h) Tidak cepat menafsirkan atau
menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Maka
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Komunikasi yang baik
adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam
berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia
secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Jika tidak maka
akan terjadi salah nalar.
2. Salah nalar sering terjadi
karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran maksud.
3. Salah nalar ini dapat
terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan
persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang
lain
4. Sesungguhnya salah nalar
dapat dihindari dengan mempelajari teori dalam berlogika.
3.2 DAFTAR PUSTAKA