Nama Dosen :
Drs Budi Santoso, MM
Drs Budi Santoso, MM
Disusun Oleh :
Rizky Andika
27213955
Fakultas Ekonomi Akuntansi
Universitas Gunadarma
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada bapak Drs Budi Santoso, MM selaku dosen yang
bersangkutan dan teman-teman kelas 3EB22 atas bantuannya
yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi,5 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar
Isi...................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang...................................................................................................................4
1.2.Rumusan
Masalah..............................................................................................................4
1.3.Tujuan Pembahasan...........................................................................................................4
Bab II Pembahasan
2.1.Pengertian
Penalaran.........................................................................................................5
2.2.Penalaran
Induktif.............................................................................................................5
Bab III Penutup
3.1.Kesimpulan.......................................................................................................................9
Bab IV Daftar Pustaka..........................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pencarian pengetahuan
yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu
berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah.
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu
Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan
prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata
lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan
teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan
kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur
yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam
hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan
demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu
wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada
hukum-hukum logika.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penalaran itu ?
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penalaran itu ?
2. Apa itu
penalaran induktif ?
1.3 Tujuan Pembahasan
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari penalaran induktif. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari penalaran induktif. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
2.1 Pengertian
Penalaran Induktif
Paragraf Induktif
adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan
khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan
kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan
menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf
Induktif:
Pada saat ini remaja
lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya.
Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun
reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan
dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk
tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar
perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Macam-macam Penalaran
Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi adalah
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik,
dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara,
manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam-macam
generalisasi:
Ø Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi
tetap saja yang belum diselidiki.
Ø Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
2. Analogi
Proses penalaran yang
bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara
membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian
menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain.
Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan
berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa
(hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan
dari persamaannya tersebut.
Contoh Paragraf Analogi :
Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.
Jenis – Jenis Analogi :
Contoh Paragraf Analogi :
Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.
Jenis – Jenis Analogi :
a.
Analogi Induktif
Analogi induktif,
yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada
persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi
induktif :
Club Persija Jakarta
mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka Club Persib Bandung
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
b.
Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan
dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Paragraf Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat adalah salah satu paragraf yang merupakan pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama diletakkan di akhir paragraf dan sering disebut juga dengan kesimpulan. Berdasarkan pola pemikiran tersebut, paragraf sebab akibat atau yang disebut dengan paragraf kausatif merupakan paragraf yang dimulai dengan fakta-fakta khusus sebagai sebab kemudian disimpulkan menjadi fakta umum pada bagian akhir kalimat yang disebut dengan akibat.
Paragraf sebab akibat adalah salah satu paragraf yang merupakan pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama diletakkan di akhir paragraf dan sering disebut juga dengan kesimpulan. Berdasarkan pola pemikiran tersebut, paragraf sebab akibat atau yang disebut dengan paragraf kausatif merupakan paragraf yang dimulai dengan fakta-fakta khusus sebagai sebab kemudian disimpulkan menjadi fakta umum pada bagian akhir kalimat yang disebut dengan akibat.
Ciri-Ciri Paragraf
Sebab Akibat
1. Karena mengikuti pola pikir paragraf induktif, kalimat pertama pada paragraf sebab
akibat berupa kalimat-kalimat khusus.
2. Paragraf ini memaparkan banyak contoh, masalah atau peristiwa khusus yang disebut
dengan sebab lalu di simpulkan menjadi satu contoh, masalah atau peristiwa umum
yang timbul akibat sebab-sebab tersebut yang disebut juga dengan kalimat akibat.
3. Gagasan utamanya terletak pada bagian akhir kalimat atau kalimat yang menjadi akibat
di dalam suatu paragraf.
4. Adanya keterkaitan yang logis antara kalimat yang menjadi sebab dan kalimat akibat.
Contohnya :
1. Karena mengikuti pola pikir paragraf induktif, kalimat pertama pada paragraf sebab
akibat berupa kalimat-kalimat khusus.
2. Paragraf ini memaparkan banyak contoh, masalah atau peristiwa khusus yang disebut
dengan sebab lalu di simpulkan menjadi satu contoh, masalah atau peristiwa umum
yang timbul akibat sebab-sebab tersebut yang disebut juga dengan kalimat akibat.
3. Gagasan utamanya terletak pada bagian akhir kalimat atau kalimat yang menjadi akibat
di dalam suatu paragraf.
4. Adanya keterkaitan yang logis antara kalimat yang menjadi sebab dan kalimat akibat.
Contohnya :
Kemarin Budi tidak
dapat mengerjakan soal ujian. Hari ini pengumuman nilai ujian dan Budi
mendapatkan nilai yang jelek. Karena itu, Budi pasti tidak belajar.
4.
Paragraf akibat-sebab
Dalam penalaran jenis
akibat-sebab ini, peristiwa “sebab” merupakan simpulan.
5.
Paragraf akibat-akibat
Hubungan
akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Yaitu
peristiwa “akibat” langung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
Contohnya :
Kemarau panjang
menyebabkan sungai kering.
(A)
(B)
Kemarau panjang
menyebabkan sawah menjadi kekurangan air.
(A) (C)
Dalam
proses penalaran, “akibat-akibat”, peristiwa “sungai kering
(B)” merupakan data,
dan “sawah menjadi kering
(C)” merupakan
simpulan. Jadi, karena sungai kering sawah menjadi kekurangan air.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Logika artinya bernalar; penalaran (reasoning) adalah proses mengambil simpulan
(conclusion) dari bahan bukti atau petunjuk (evidence) yang ada. Secara umum
ada dua jalan untuk mengambil simpulan dalam penalaran, yakni lewat penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Deduktif dan induktif berkaitan dengan logika
atau penalaran. Cara menarik simpulan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni
penarikan simpulan secara langsung dan penarikan simpulan secara tidak
langsung. Salah nalar (fallacy) ialah gagasan, perkiraan atau simpulan yang
keliru atau sesat. Salah nalar terjadi karena kita tidakmengikuti tata
carapemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan
logika yang tidak masuk akal dalam tulisan atau karangan.
Dari berbagai
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam,
yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
Penalaran
Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu, untuk seterusnya diambil kesimpulan yang khusus. Penalaran
Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
bentuk penalaran deduktif. Yakni menarik suatu kesimpulan dari fakta- fakta
yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya
umum. Setelah kita telah mempelajari teknik penalaran ini , kami dapat
memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar