Welcome To My Paradise

Minggu, 15 November 2015

PENALARAN INDUKTIF



 

Nama Dosen :
Drs Budi Santoso, MM

Disusun Oleh :
Rizky Andika
27213955


Fakultas Ekonomi Akuntansi
Universitas Gunadarma
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Drs Budi Santoso, MM selaku dosen yang bersangkutan dan teman-teman kelas 3EB22  atas bantuannya yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


                                                                                      
Bekasi,5  November 2015


                                                                                               Penyusun







DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3.Tujuan Pembahasan...........................................................................................................4
Bab II Pembahasan
2.1.Pengertian Penalaran.........................................................................................................5
2.2.Penalaran Induktif.............................................................................................................5

Bab III Penutup
3.1.Kesimpulan.......................................................................................................................9

Bab  IV Daftar Pustaka..........................................................................................................10







BAB 1
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.


1.2.Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian penalaran itu ?
2.  Apa itu penalaran induktif ?

1.3 Tujuan Pembahasan
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari penalaran induktif. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

2.1 Pengertian Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Macam-macam Penalaran Induktif
1.         Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam-macam generalisasi:
Ø  Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Ø  Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
2.         Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Contoh Paragraf Analogi :
Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.

 Jenis – Jenis Analogi :
a.    Analogi Induktif 
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.



Contoh analogi induktif :
Club Persija Jakarta mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka Club Persib Bandung akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

b.    Analogi Deklaratif 
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

3.         Paragraf  Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat adalah salah satu paragraf yang merupakan pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama diletakkan di akhir paragraf dan sering disebut juga dengan kesimpulan. Berdasarkan pola pemikiran tersebut, paragraf sebab akibat atau yang disebut dengan paragraf kausatif merupakan paragraf yang dimulai dengan fakta-fakta khusus sebagai sebab kemudian disimpulkan menjadi fakta umum pada bagian akhir kalimat yang disebut dengan akibat.
Ciri-Ciri Paragraf Sebab Akibat
            1. Karena mengikuti pola pikir paragraf induktif, kalimat pertama pada paragraf sebab
               
akibat berupa kalimat-kalimat khusus.
            2. Paragraf ini memaparkan banyak contoh, masalah atau peristiwa khusus yang disebut       
               
dengan sebab  lalu di simpulkan menjadi satu contoh, masalah atau peristiwa umum
               
yang timbul akibat sebab-sebab tersebut yang disebut juga dengan kalimat akibat.
            3. Gagasan utamanya terletak pada bagian akhir kalimat atau kalimat yang menjadi akibat    
                
di dalam  suatu paragraf.
            4. Adanya keterkaitan yang logis antara kalimat yang menjadi sebab dan kalimat akibat.

Contohnya :
Kemarin Budi tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hari ini pengumuman nilai ujian dan Budi mendapatkan nilai yang jelek. Karena itu, Budi pasti tidak belajar.

4.    Paragraf akibat-sebab
Dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa “sebab” merupakan simpulan.

5.    Paragraf  akibat-akibat
Hubungan akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Yaitu peristiwa “akibat” langung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
Contohnya :
Kemarau panjang menyebabkan sungai kering.
(A)                                 (B)
Kemarau panjang menyebabkan sawah menjadi kekurangan air.
(A)                                 (C)

      Dalam proses penalaran, “akibat-akibat”, peristiwa “sungai kering 
(B)” merupakan data, dan “sawah menjadi kering 
(C)” merupakan simpulan. Jadi, karena sungai kering sawah menjadi kekurangan air.









BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan

            Logika artinya bernalar; penalaran (reasoning) adalah proses mengambil simpulan (conclusion) dari bahan bukti atau petunjuk (evidence) yang ada. Secara umum ada dua jalan untuk mengambil simpulan dalam penalaran, yakni lewat penalaran induktif dan penalaran deduktif. Deduktif dan induktif berkaitan dengan logika atau penalaran. Cara menarik simpulan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni penarikan simpulan secara langsung dan penarikan simpulan secara tidak langsung. Salah nalar (fallacy) ialah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Salah nalar terjadi karena kita tidakmengikuti tata carapemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan atau karangan.


Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam, yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
         Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu, untuk seterusnya diambil kesimpulan yang khusus.  Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari bentuk penalaran deduktif. Yakni menarik suatu kesimpulan dari fakta- fakta yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya umum.  Setelah kita telah mempelajari teknik penalaran ini , kami dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.






BAB IV
DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar